Diyakini Menyala Sejak Ribuan Tahun Lalu, Api di Balik Air Terjun Ini Menyimpan Misteri

flame falls

Kamera Digital - Fenomena alam tidak biasa yang terjadi di suatu tempat tak jarang mengundang rasa penasaran sehingga banyak orang yang mengunjungi. Bahkan ada masyarakat yang memanfaatkan peristiwa aneh tersebut sebagai obyek wisata bila terjadi di daerahnya. Hal inilah yang dilakukan oleh pemerintah New York, Amerika Serikat.

Di sana terdapat sebuah air terjun yang berada di Chestnut Ridge County Park dan mengeluarkan fenomena aneh. Sekilas memang air terjun bernama Eternal Flame Falls ini tidak jauh berbeda dengan air terjun lain. Namun jika diperhatikan lebih lanjut, di balik aliran air terdapat api yang menyala.


eternal flame falls

Logikanya, air bisa memadamkan api. Bahkan pada saat terjadi kebakaran, kobaran api dapat padam bila terus menerus disiram air. Tapi, api di balik air terjun ini tak kunjung padam meskipun selalu kecipratan air dari tebing dan berada di tempat yang lembab. Api menyala ini dipercaya sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Menurut cerita yang beredar, api ini dinyalakan oleh penduduk asli Amerika yaitu Indian. Akan tetapi, jika ditelisik kebenarannya, api terus menyala dikarenakan suhu batu yang sangat panas sehingga menghasilkan gas alam. Tak sedikit ilmuwan yang penasaran ingin meneliti misteri sebenarnya yang terjadi pada api di air terjun ini.

Sebab beberapa ilmuwan menemukan fakta batuan yang berada di bawah api tidak cukup panas untuk menghasilkan reaksi gas alam abadi. Suhunya hanya sebatas suam-suam kuku. Selain itu, batuan juga tidak terlalu tua seperti yang selama ini dipercaya.


eternal flame falls

Melansir situs dari Daily Mail, pada Jumat (3/11/2017) lalu, ada seorang peneliti yang memercayai bahwa sebenarnya ada jalur pembangkit gas di lokasi berbeda yang berkontribusi terhadap nyala api. Arndt Schimmelmann bersama timnya dari Indiana University mengatakan,

“Jika benar nyala api berasal dari batuan yang suhunya panas, seharusnya gas juga terjadi secara alami di lokasi lain. Sebab suhu yang mendekati titik didih air atau bahkan lebih panas seharusnya bisa memecah molekul karbon di batu untuk menghasilkan reaksi serupa.”

Previous
Next Post »